Friday, 26 September 2014

Kita adalah Mendung

Disaat aku tak mendapati kamu lagi untuk berada didekatku dalam kurun waktu yang lama bahkan selamanya, karena ternyata Tuhan tidak menakdirkanmu untuku..
aku baru mengerti dan memahami semua ini, belum lama ini. aah.. kenapa jahat sekali. sudah berapa waktu yang kau sia-siakan untuk menghilang dariku, menjauh dan bersembunyi. tidakkah kau lelah dnegan semua ini?aku hanya butuh sedikit saja penjelasan dari kalimatmu. sedikit saja, setidaknya sebagai hormat kita kepada rasa yang pernah ada.

apa artinya dingin yang menusuk tulang yang pernah kita lewati jikalau kau tak sedikitpun punya kalimat setelah itu berlalu?

apa artinya rasa yang menjelma pada dini hari lewat suara kita yang saling berbisik dari kejauhan jikalau kau tak sedikitpun punya rasa kasih kepada yang pernah ada dihati?

dan apa artinya semua yang pernah terlewati jikalau kau enggan sekali merangkai kata yang selama ini kau rajut indah..

Dan bila kau harus pergi, jauh dan takkan kembali
ku akan merelakanmu, bila kau kan bahagia selamanya.. disana..
Ku akan mengerti cinta dengan semua yang terjadi, pastikan saja langkahmu tetap berarti..
sehangat pelukan hujan, saat kau lambaikan tangan
selembut belaian badai, saat kau palingkan arah.. jejak langkahmu terbaca. ini saat yang tepat untuk berpisah.
aku tak ingin mengungkit kisah, karena toh kita juga sudah samasama memiliki kisah lain.
tapi ini tentang kisah kita. seharusnya kita menuntaskannya dengan cara kita pula, cara biasanya kita bercengkrama.. merajut kata indah yang membawa kita sama-sama menikmati mendung tanpa hujan.
iya. mendung.

mungkin itu yang menyebabkan semuanya seperti ini. hanya mendung. sekedar mendung.
setelah mendung malah badai. apalah ini !

kita tidak pernah menikmati hujan rintik, hujan deras bahkan pelangi setelah hujan reda.
kita tidak menikmatinya atau enggan menikmatinya?
kenapa kita tidak berusaha untuk pergi ke titik koordinatnya?
kenapa kita hanya menunggu uapan air untuk menjadi hujan, sedangkan kita yakin menerka awan itu hanya akan menjadi mendung. tidak akan pernah turun air seperti hujan yang selama ini kita impikan.
dan sekarang semuanya semakin jelas dan nyata.
bahwa memang akan menjadi mendung. selamanya jadi mendung..
kita adalah mendung.
Tuhan memang telah mempersiapkan cerita lain tentang kita, skenario yang selama ini hanya kita terka. terkaan tanpa bukti nyata. kita hanya meraba. tidak nyata. iya. tidak nyata, sama seperti cinta kita. tidak nyata.
hebatnya kita, kini kita menemui hujan kita masing-masing di koordinat lain.
bukan kita. tapi kita degan yang lain.
Terimakasih sudah menemaniku merasai mendung, berkat kau aku tau betul bagaimana rasanya berada di bawah awan mendung dan berharap turun hujan.
Pastikan langkah kita, semuanya akan berarti..
kini,
aku telah bertemu dengan hujanku dan kau pun demikian.
terimakasih untuk sesuatu yang sempat ada. itu adalah anugerah Tuhan yang amat indah.

Karena Hujan hanya angan bagi kita.
Tapi
Tidak
Bagi kita bersama "Dia"