Banyak kisah nyata yang terkadang di luar nalar manusia, namun kisah itu
memberikan pelajaran dan makna yang begitu mendalam. Seperti sebuah
buku yang baru saja selesai saya santap dengan penuh khitmat, mata saya
megikuti kata demi kata yang mengalir dalam buku yang berjudul “Meniti
di Atas Kabut” itu. Sungguh. Sebuah kisah yang menakjubkan, menggugah
jiwa dan perasaan saya. Saya menuntaskan buku itu lebih dari 1 minggu
rasanya, hehhee.. tertunda karena alasan yang sangat klasik, ya banyak
pekerjaan yang harus saya lakukan. Tugas kuliah. Walaupun demikian
ingatan saya tentang alur kisah yang di ceritakan dalam buku itu tetap
tersimpan di benak saya sehingga saya pun tak perlu mengulangi bacaan.
Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari buku ini, pelajaran yang sungguh luar biasa.
Seorang remaja dengan latar belakang keluarga yang kurang sekali
pemahamannya terhadap agama bisa menjadi seseorang yang mampu memimpin
rumah tangga dengan yang senantiasa menciptakan syariat islam di dalam
menjalankan bahtera rumah tangganya. Abbas namanya. Keteguhan dan
keuletan hatinya yang terus berusaha mencari tentang pemahaman agama
membuat saya semakin bersemangat untuk ikut terjun dalam proses
pemahaman akan ajaran islam yang menyejukan hati ini, subhannallah.
Lingkungan keluarga dan kampungnya yang hanya berpaham agama biasa-biasa
saja serta kehidupan remaja-remaja di kampungnya tidak mempengaruhinya
dan ia tidak terlarut didalmnya, ia tetap berusaha pada prinsip hidupnya
walaupun terkadang ia juga tak bisa menolak ajakan teman seusianya
melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat. Keinginannya untuk bisa
memahami islam secara baik benar-benar ia perjuangkan. Satu pelajaran
dari sini “bahwa segala sesuatu dibutuhkan perjuangan, termasuk hidup.
Hidup adalah perjuangan”. Ia mengikuti pengajian secara diam-diam di
kampung seberang, ia mengaji bersama anak-anak lainnya 5 hari dalm
sepekan, ternyata tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya ia berusaha
mendalami islam dan tentunya berusaha menjadi anak soleh yang nantinya
bisa mendoakan kedua orang tuannya. Karena salah satu amalan yang
diterima oleh Allah Ta’ala ialah do’a anak soleh.
Waktu terus bergulir usia remaja semakin hari semakin berlalu baginya,
sekarang ia sudah menginjak usia dewasa, dimana orang-orang dewasa akan
mengalami permasalahan hidup yang lebih banyak lagi, apalagi semenjak
kedua orangtuanya meninggal dunia, ia memiliki 3 saudara, 2 kakak
laki-laki dan 1 kakak perempuan ia anak paling terakhir.
Permaslahan orang yang sudah menginjak usia dewasa merupakan
permasalahan yang sudah meninjak zona kompleks, mulai dari permasalahan
pada dirinya sendiri, keluarga, lingkungan, sampai negara. Dimana
orang-orang usia dewasa inilah yang akan mulai satu per satu
merealisasikan dirinya sebagai generasi penerus dan kaum yang mampu
membawa perubahan kearah yang lebih baik lagi.
Permasalahan pada dirinya sendiri, ya salah satunya untuk menyempurnakan
ibadah dan megikuti sunnah rasul, ialah “menikah”. Beruntunglah bagi
mereka- orang-orang yang belum mencapai usia dewasa dan memasuki
permasalahan zona kompleks, karena dengan begitu setidaknya mereka
terlepas dari memikirkan masalah sunnah rasul yang satu ini, yang di
anggap sulit untuk dilaksanakan bagi mereka yang belum diberikan waktu
yang tepat oleh allah untuk melaksanakannya namun begitu mudah dan
menyenangkannya bagi mereka yang senantiasa diberi kemudahan oleh Allah
atas urusan ini dan di pertemukan dengan orang yang sesuai keinginana.
Semoga kita termasuk orang yang pilihan kedua. Amin ya rabb.
Jodoh ditangan Allah, karena allah lah yang maha menentukan dan maha
memutuskan segalan urusan namun Allah tak pernah ingkar akan janjinya.
Surat An-Nur : 23. Allah berfirman “laki-laki baik hanya untuk perempuan
baik dan sebaliknya perempuan yang baik hanya untuk laki-laki baik
pula”. Dan janji allah itu pasti. Allah telah berjanji dan tak mungkin
khianat, oleh karena itu tugas kita ialah berusaha menjadikan diri kita
dengan sebaik-baiknya kualitas diri agar bisa memperoleh pasangan yang
baik juga bahkan dapat memberikan kebaikan yang lebih untuk kita
nantinya. Amin.
Tuhan maha pemurah, abbas di jodohkan dengan Azizah oleh Allah. Seorang
gadis lulusan pesantren dan dengan latar belakang keluarga yang baik
serta paham agama. Berbeda sekali dengan abbas yang nyaris tidak pernah
di berikan wejengan tentang agama dari orang tuannya, namun orang
tuannya mengajarkan tentang kehidupan padanya. Uang jajan yang tidak
diberikan oleh orangtuanya tidak diberikan secara berlebihan meskipun ia
termasuk keluarga yang berada, hal tersebut kemudian membuat Abbas
berusaha dengan keringatnya sendiri untuk mendapatkan uang lebih, ia
senantiasa menyemir sepatu bapaknya. Tak hanya itu orang tuanya sukses
dalam usahanya yaitu berdagang, banyak toko yang didirikan oleh orang
tuanya, hingga ketika orang tuanya meninggal dunia mereka (anak-anaknya)
mendapatkan warisan berupa toko yang siap untuk dikembangkan lagi.
Tidak hanya abbas tapi banyak juga orang yang tak percaya tentang takdir
abbas tentang hal ini. Tidak dan sulit di mengerti kenapa wanita
seperti Azizah mau menerima Abbas menjadi suami nya, yang tentunya
pemahaman Azizah tentang islam jauh lebih dalam dibandingkan Abbas, luar
biasa. Allah maha mengetahui segalanya. Akhirnya jadilah Abbas dan
Azizah sebagai pasangan suami istri. Sebuah keluarga baru yang penuh
dengan cinta, kesederhanan namun luar biasa, sejahtera, sahaja, sakinah
dan mawadah. Sebuah rangkaian keluarga baru yang di damba setiap orang
tentunya, termasuk saya .
Azizah adalah seseorang yang taat terhadap islam, komitmennya terhadap
agama yang paling di ridhoi allah ini membuatnya memutuskan untuk
memakai “cadar”. Namun tak semua orang bisa menerima perbedaan yang ada
di diri azizah, termasuk keluarga abbas sendiri. Sari, kakak
perempuannya sering mencemooh penampilan azizah yang berbeda sekali
dengan gayanya yang ala metropolitan, tak hanya itu Azizah juga di
anggap sebagai pembawa sial. tak hanya sari, monah istri Harun kakaknya
abbas yang kedua juga beranggap demikian, klimaksnya ketika kematian
Harun akibat kecelakaan mobil, azizah di tuding sebagai bilang keladi
atas permasalahan ini. Karena azizah yang meminta sopir pribadi harun
untuk menjemput abbas di rumah temannya, namun ketika itu sopir pribadi
harun sudah pulang dan kemudian harun memutuskan untuk menjembut abbas,
tapi takdir berkata lain Harun mengalami kecelakaan di tengah
perjalanannya menjemput abbas.
Namun semua hal itu tidak pernah menggoyahkan keteguhan Azizah atas
komitmennya, ia tak pernah melawan ataupun dendam dengan kedua kakak
iparnya itu, dan berbeda dengan Sarah, istri dari doni kakaknya abbas
yang pertama. Hubungan antara Sarah dan Azizah terjalin dengan baik,
sarah sering berkunjung bahkan menginap di rumah Abbas dan Azizah. Ya,
begitulah hidup memang tak semua orang suka terhadap pribadi kita, namun
kita memang harus pandai menyesuaikan diri kepada siapapun agar bisa
terjalin komunikasi yang baik dan berdampak kerukuran antara seseorang
yang satu dengan seseorang yang lainnya.
Banyak aktivitas yang dilakukan suami-istri ini, mulai dari mengajar
remaja-remaja di musollah sampai dengan rutinitas mereka yakni
mengunjungi dan mencari ilmu di ta’lim-ta’lim yang berbeda-beda
tempatnya. Semangat yang luar biasa untuk menggali ilmu agama terpatri
di diri mereka. Kehidupan rumah tangga yang rukun, saling menghormati,
menyayangi dan melengkapi bisa tergambar dari cerita tentang kisah
mereka di buku itu.
Dengan aktivitas yang sangat padat membuat tubuh ringkih mereka tak
terlalu kuat. Abbas jatuh sakit, sehabis itu Azizah menyusul, ia pun
jatuh sakit pula, tubuhnya lemas seolah-olah tak berdaya hingga akhirnya
ia harus dirawat di rumah sakit, dengan setia abbas menjaga dan merawat
Azizah istrinya tercinta. Azizah di vonis mengidap penyakit hepatitis
dan bila di amati dengan seksama tubuh Azizah terlihat menguning. Azizah
sudah mulai pulih ia boleh di bawa pulang namun ia tetap harus
istirahat total karena tubuhnya belum sembuh betul. Abbas tetap setia
menjaga istrinya, merawat dan memperhatikannya. Romantisme kehidupan
rumah tangga. Memang begitulah seharusnya dua insan yang senantiasa
saling memperhatikan, menyayangi serta mencintai dan semua hal itu
dilakukan karena ibadah dan atas nama allah. Bukan, dua insan yang sudah
berani melakukan hal-hal demikian namun belum terjalin ikatan halal
diantaranya. Ya Allah, ampuni dosa-dosa ku apabila selama ini
perhatiannku terhadap teman-temanku (laki-laki maupun perempuan)
tersirat karena hal-hal yang lain dan karena hasrat yang di timbulkan
oleh setan.
Beberapa pekan Abbas dan Azizah libur untuk mengajar remaja-remaja di
mushollah karena keadaan Azizah yang memang masih kurang baik, namun
semakin hari Azizah sudah merasa sedikit membaik, ia memaksa untuk dapat
mengajarkan sedikit ilmunya kepada orang lain semangat Azizah dan atas
keinginannya itu tidak bisa di tolak oleh Abbas, dan akhirnya demi
kebaikan semua pengajian remaja-remaja yang awalnya berada di mushollah
kini pindah di rumah mereka. Sambil mengajar sesekali Abbas masuk ke
dalam melihat keadaan istrinya yang sedang berada di pembaringan.
Sore itu dirasa berbeda sekali oleh abbas, lantunan ayat suci al-quran
yang di baca oleh Azizah terasa lebih merdu walaupun Abbas sudah sering
kali mendengarkannya. Adzan maghrib berkumandang Abbas segera ke kamar
mandi untuk mandi dan berwudhu, lalu ia kembali ke kamar dan mendapti
Azizah sedang tertidur pulas dengan Al-qur’an di dekapannya, tidurnya
pulas sekali dengan senyum yang seolah-olah tersungging dari raut
wajahnya hingga Abbas tak berani membangunkannya dan membiarkan dia
tetap tidur dan akan membangunkannya diwaktu pertengahan sholat maghrib.
Namun, apa yang terjadi? Abbas memegang tangan Azizah dan
membangunkannya tangannya teras dingin, dan tak ditemukan lagi detak
nadinya, tak ada hembusan nafasnya, lalu tubuh Azizah di
goyang-goyangkan oleh Abbas, Azizah. . . .Azizaaaah . . . Azizaaaahhhh. .
. .
Azizah sudah tak bergerak lagi, Azizah meninggal dunia.
Abbas merasa sedih sekali… dan merindukan Azizah..
Sebuah kisah yang indah, membuat kita paham akan cinta yang hakiki,
kehidupan rumah tangga yang bisa menjadi tauldan bagi kita, calon-calon
pelaku rumah tangga. Hahahaha..!!. jalinan hubungan yang baik dan
komunikasi yang baik serta prilaku yang baik ternyata akan berbuah
manis. Cinta yang hakiki ialah cinta atas nama Allah.
Inilah cinta, mengombang-ambing jiwa, wajar bila banyak pemikir sulit
mendefenisian cinta. Karena untuk mendefenisikan rasa “manis” saja tak
cukup ungkapan kata yang ada untuk membuatnya jelas, sejelas
kenyataanya. Maka, bagaimana cinta yang abstrak menghadirkan banyak rasa
ini bisa didefenisikan dengan kata-kata? “(Buku, Meniti di Atas Kabut)”